Saturday, December 16, 2017

Matahari Buatan Ciptakan Energi Masa Depan

Matahari Buatan Ciptakan Energi Masa Depan

Siapa yang akan menyangka, bangunan berlantai tiga yang sekilas terlihat seperti gedung perkantoran ini menyimpan salah satu keajaiban sains, yakni matahari buatan terbesar di Bumi. Seberapa besar? Setara intensitas 10.000 kali radiasi matahari di permukaan Bumi.

Untuk mewujudkannya ilmuwan DLR menggunakan teknologi yang sering digunakan manusia sehari-hari, yakni rangkaian lampu Xenon yang berjumlah 149 buah. Dengan penelitian ini mereka berharap mampu mengembangkan bahan bakar masa depan, serupa seperti sel bahan bakar pada mobil elektrik, hanya saja untuk pesawat terbang atau bahkan kapal barang.
 Pada prinsipnya matahari buatan bernama Synlight ini berfungsi layaknya taman surya. Tugas utamanya adalah memproduksi hidrogen seefisien mungkin. Kendati berlimpah di alam semesta, Hidrogen di Bumi biasanya tidak berbentuk elemen tunggal tapi berupa senyawa dengan unsur lain. Elemen yang satu ini digadang-gadang bakal menjadi bahan bakar masa depan.

Prinsip kerja Synlight cukup sederhana. Sebanyak 149 lampu Xenon besar yang biasa digunakan sebagai simulasi matahari dalam pembuatan film, difokuskan pada satu titik untuk memanaskan lempengan logam hingga suhu minimal 800 derajat Celcius. Setelahnya logam diselimuti uap air. Proses tersebut mengikat atom Oksigen pada permukaan logam, dan membebaskan atom Hidrogen.

Namun begitu matahari buatan yang diciptakan ilmuwan DLR membutuhkan pasokan energi dalam jumlah besar. Selama empat jam beroperasi, Synlight bisa menyedot jumlah energi yang cukup untuk memasok listrik sebuah rumah keluarga selama setahun. Tapi harus diakui, fokus eksperimen DLR ini adalah mengembangkan metode produksi energi yang lebih efisien. 

Synlight hanya instalasi riset untuk mendorong metode produksi Hidrogen dengan sel surya. Dalam praktiknya produksi tidak harus menggunakan lampu buatan. Taman surya milik Maroko di Ouarzazate misalnya punya kapasitas mencukupi untuk memproduksi temperatur yang sama seperti Synlight. Nantinya DLR akan mengembangkan metode agar bisa memproduksi Hidrogen melalui taman surya.

Menurut DLR pihaknya masih membutuhkan waktu "bertahun-tahun" untuk menyempurnakan metode produksi Hidrogen. Synlight adalah alat bantu yang teknologinya paling anyar. "Setiap tahun matahari mengirimkan 10.000 kali lipat kebutuhan energi manusia ke permukaan Bumi. Jadi jumlah sumber bahan bakar alami masih sangat banyak," kata kepala proyek, Kai Wieghardt.

No comments:

Post a Comment